Bule Lebih Kenal Bali daripada Indonesia

PARA pelancong asing yang hobi berwisata, lebih mengenal istilah ‘Bali’ daripada ‘Indonesia’. Ini adalah fakta yang saya temui di sejumlah negara, bahwa turis asing belum mengetahui di negara mana keberadaan Pulau Dewata.

Kenapa hal ini terjadi? Perlukah kita memperdebatkan popularitas Bali dan Indonesia?

Pertanyaan ini muncul ketika saya berjumpa dengan seorang turis asal Kanada di Merlion Park Singapura. Kala itu, Sang Bule bernama Miss Yulia mengaku tak mengetahui lokasi Indonesia, setelah saya mengatakan asal negara saya. Meski saya berusaha keras, dengan mengatakan bahwa Indonesia adalah tetangga dari Singapura, tapi Sang Bule tetap tak tahu. Nah, setelah saya menyebut nama Bali, barulah matanya berbinar-binar. ”Wow, you are from Bali. I love Bali. That’s a wonderfull country!” ujarnya dengan nada happy.

“Capek deh! Bali kok dibilang negara?” Tapi, kata-kata ini tentu hanya terucap di dalam hati. Saya Cuma bisa tersenyum kecut. Yang penting, Si Bule ini sudah tahu darimana saya berasal.

Dan kini tibalah saya di Denpasar Bali, sebuah pulau terkenal di seantero jagat raya yang akrab disebut Pulau Dewata, Jumlah wisatawan di sini sempat turun drastis pasca-bom Bali jilid 1 dan 2. Tapi seiring pembenahan internal dan peningkatan kinerja aparat anti-teroris, industry pariwisata di Bali makin meningkat.

Harus diakui, promosi pariwisata yang dilakukan Pemerintah Indonesia melalui mitra perusahaan swasta di luar negeri, selama ini lebih menonjolkan keunggulan Bali dibandingkan objek wisata lainnya di Indonesia. Secara teknis marketing, memang travel agent memiliki keterbatasan mengemas berbagai pilihan wisata.

Biasanya, selain Bali, pilihan objek wisata yang ditawarkan Pemerintah di luar negeri adalah Danau Toba, Kota Tua Batavia, Tana Toraja, Pulau Komodo, Taman Laut Raja Ampat Papua Barat danBunaken. Agaknya, cukup sulit memasukkan objek wisata lainnya, lantaran travel agent memiliki keterbatasan informasi objek wisata. Bali dan objek wisata lainnya di Indonesia memang memiliki kekurangan masing-masing. Tapi, Bali memiliki banyak kelebihan yang tak dimiliki oleh objek wisata di Indonesia.

Inilah jawaban semua pertanyaan itu. Objek wisata selain Bali harus segera dibenahi agar memiliki daya tarik tinggi saat dipromosikan di luar negeri. Objek wisata Bunaken misalnya, saat ini masih kekurangan sarana infrastruktur yang menyebabkan wisatawan kerap menunda kunjungan ke Bunaken, padahal sudah berada di kota Manado. Danau Toba, saat ini akses jalannya terlalu jauh dari Bandara Polonia Medan. Demikian pula Raja Ampat yang terkenal sebagai surge tempat diving, masih minim sarana transportasi dari kota Sorong. Kalaupun ada, itu harganya lumayan mencekiki leher kaum backpackers.

So, apakah pembenahan sarana infrastruktur adalah solusinya? Bagi saya, jawabannya adalah ya. Asalkan didukung oleh stakeholder di sektor pariwisata. Pemerintah dalam hal ini operator industri pariwisata perlu lebih meningkatkan kinerja dan kerja sama lintas-sektor.

Semoga, hal ini bisa segera dilakukan. Seluruh dunia harus tahu, bahwa Indonesia adalah objek wisata terindah. Dan Bali ada di Indonesia, bukan sebaliknya. Jika tak dimulai, lalu kapan lagi?

Bali

Posted via email from Jackson Kumaat

0 komentar: