Pemerintah Harus Cari Lokasi Gereja Alternatif

KEMERDEKAAN beribadah di Tanah Air, kembali diuji. Kali ini, dua pengurus Gereja HKBP Ciketing di Pondok Timur Bekasi menjadi korban panganiayaan oleh orang tak dikenal. Kasus ini menyusul penolakan sebagian warga, atas rencana pembangunan gedung gereja di daerah yang penduduknya banyak beragama Islam.

 

Perlukah mencari kambing hitam di kasus ini? Tentu tidak! Karena jawaban persoalan ini terletak pada kebijakan pemerintah, sebagai ‘operator’ ibadah umat beragama di Indonesia. Jika saya diizinkan menyampaikan pendapat, mudah-mudahan solusi ini bisa menjadi alternatif penyelesaian kasus HKBP Ciketing.

 

Pertama, Pemerintah harus segera membantu mencarikan lokasi tempat ibadah baru, jika warga sekitar keberatan berdirinya tempat ibadah. Setelah keluarnya Peraturan Besama Menteri tentang pendirian rumah ibadah, Pemerintah tidak boleh lepas tangan ketika warga Muslim menolak pembangunan gereja. Di sinilah pentingnya peran pemerintah sebagai mediator, dalam menengahi konflik antar-umat beragama.

 

Semoga, aksi-kekerasan yang dialami pengurus HKBP Ciketing Pdt Luspida Simanjuntak dan St A Sihombing, bisa segera berakhir. Semua pihak harus mengakui dan memahami, kasus tersebut merupakan buntut dari penolakan sebagian warga sekitar atas berdirinya gereja. So, inilah fungsi mediasi yang harus dijalankan. Jangan malah berpolemik, bahwa kasus ini adalah kriminal murni. Cuma orang bodoh yang percaya statement seperti itu.

 

Saya sendiri heran, kok di zaman modern begini, masih ada pihak yang melarang beribadah? Padahal, Pancasila dan UUD 1945 sudah menjamin kebebasan memeluk agama dan beribadah sesuai keyakinan setiap orang.

 

Apapun kondisi peta konflik umat Kristen dan Islam, lokasi baru untuk pembangunan rumah ibadah merupakan solusi alternatif, apabila warga mayoritas tetap menolak digelarnya ibadah warga minoritas. Umat Kristen, kata dia, membutuhkan keamanan dan kenyamanan dalam beribadah.

 

Saya yakin, tidak semua warga di Ciketing Pondok Timur Bekasi menolak berdirinya gereja dengan reaksi aksi-kekerasan, karena semua agama, tentunya, mengajarkan sikap saling mengasihi.

Posted via email from Jackson Kumaat

0 komentar: