JAK: Harus Dengar Suara Petani

MANADO — Bakal calon wakil gubernur Sulut Jackson Andre Kumaat (JAK) mengatakan, pemerintah Sulut harus memiliki program jangka panjang, agar tidak terjadi krisis pangan. Pasalnya bertambahnya jumlah penduduk di Tanah Air, khususnya pendatang ke Sulawesi Utara (Sulut), dikhawatirkan akan memicu kelangkaan pangan.
Meski terjadi secara sporadis, namun tingginya harga sembako sudah merupakan tanda-tanda berkurangnya lahan pertanian.“Memang benar, sembako masih bisa didapat di pasar, tapi setiap minggu, harganya tak terasa naik perlahan,” kata JAK mengungkapkan strateginya dalam program pemerintahan di bidang ekonomi, akhir pekan lalu.
Menurut JAK, perubahan iklim secara global dan krisis ekonomi dunia, tidak berdampak langsung pada ketahanan ekonomi di Sulut. Namun demikian ia mengaku khawatir 5 sampai 15 tahun ke depan warga Sulut akan merasakan dampaknya secara langsung. “Tidak ada yang bisa menjamin ketahanan pangan dunia. Apalagi saat ini perubahan iklim memaksa seluruh negara untuk menyesuaikan trend ketersediaan pangan,” kata dia.
Selain itu, kata politisi muda ini, pemerintah harus mendukung inovasi di bidang pertanian, termasuk setiap rencana perluasan lahan pertanian. Apabila justru pemerintah menyetujui kebijakan perluasan pemukiman penduduk dan sektor properti, maka kondisi itu yang sangat rawan dalam ketahanan pangan.
“Para petani merupakan ujung tombak ketahanan pangan, sehingga pemerintah harus mendengar setiap keluhan dan menjawab kebutuhan mereka,” kata JAK yang mengaku prihatin, jika petani dijadikan alat politik, khususnya menjelang Pilkada 2010 nanti. ”Saya bicara ini bukan untuk mempromosikan program kerja,” kilahnya.(ras/ddt)

Sumber : Manado Post

Posted via web from Jackson Kumaat

0 komentar: