Menanti Manado-Makassar Terhubung Rel KA (Bagian II)

Mimpi warga Pulau Sulawesi tak lama lagi segera terwujud. Mulai tahun 2013 mendatang, enam provinsi di Sulawesi dipastikan melaksankan tahapan-tahapan pembangunan rel kereta api trans-Sulawesi, yang menghubungkan Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.
Rencana ini semakin matang, menyusul pertemuan para kepala daerah pada acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Regional Sulawesi yang berlangsung di Grand Kawanua Convention Centre (GKCC) Manado, 12 April 2012. Mimpi ini kian nyata, setelah saya dan Delegasi RI mengunjungi Rusia pada tahun lalu. Pemerintah Rusia tampak antusias untuk mendukung roda pembangunan di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Boleh jadi, proses pembangunan rel KA trans-Sulawesi lebih cepat dibandingkan pembangunan MRT di Jakarta.
Dalam tulisan saya sebelumnya berjudul ‘Menanti Manado-Makassar Terhubung Rel KA’, Rusia memberikan sejumlah ‘kemudahan’ dalam proyek sarana infrastruktur KA ini. Hukum ekonomi berlaku, tentunya. Sepanjang tidak mengganggu kebijakan pemerintah, investasi ini perlu disambut baik.
Menurut rencana, rel KA sepanjang 2.000 Km itu akan menghubungkan kota Manado Sulawesi Utara (Sulut) hingga ke Makassar Sulawesi Selatan (Sulsel). Proyek pembangunan infrastruktur KA ini, diperkirakan menghabiskan dana Rp 2.400 triliun.
Bagi saya, langkah untuk memulai pembangunan rel kereta api perlu mendapat dukungan semua pihak, karena nantinya akan sangat membantu konektivitas antar provinsi di Sulawesi. Saya optimis, pembangunan rel KA trans-Sulawesi dapat meningkatkan perekonomian daerah hingga 30 persen, karena selama ini ada hambatan faktor efisiensi dan kecepatan daya angkut barang. Bahkan, tranportasi publik ini, juga merupakan solusi mengatasi kemacetan lalu lintas di jalan raya. Sama seperti kota-kota lainnya di Pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi, kemacetan lalu lintas di jalan raya adalah mimpi buruk bagi para pelaku usaha dan masyarakat.
Jika rel KA trans-Sulawesi ini terhubung, maka ratusan ribu penduduk bisa mengalihkan sarana transportasi yang digunakan selama ini. Sedangkan pemerintah akan terbantu dengan proyek ini, karena bisa membantu masalah pembatasan bahan bakar minyak (BBM) di luar Pulau Jawa. Menurut saya, penyediaan KA trans-Sulawesi ini merupakan langkah nyata enam provinsi di Sulawesi, dalam memberikan kontribusi penghematan BBM.
Pembangunan rel kereta api trans-Sulawesi ini, juga akan mempercepat pembangunan daerah tertinggal di 6 provinsi se-Sulawesi. Selain itu, sarana transportasi ini juga akan meningkatkan roda perekonomian daerah dan kebutuhan masyarakat.
Mudah-mudahan, dengan terealisasinya proyek KA trans-Sulawesi ini, bisa meningkatkan kesejahteraan penduduk. Malah, transportasi KA ini lebih ‘memanusiakan’ manusia sebagai mahluk yang harus dijaga dan diatur oleh pemerintah dalam berpergian. Dibandingkan transportasi darat yang berersiko tinggi terjadi kecelakaan karena unsur human error, KA setidaknya lebih aman dan nyaman dalam berpergian.
Salam Kompasiana!

Posted via email from Jackson Kumaat

0 komentar: