Idul Adha Bagi Seorang Kristen

SEPANJANG hari ini nikmat luar biasa. Ruas-ruas jalan ibukota tampak sepi dari kendaraan bermotor. Suasana Jalan Sudirman-Thamrin Jakarta, tampak lengang, hanya dilalui beberapa kendaraan saja. Padahal pada hari-hari biasa, lalu lintas di jalan utama Ibu Kota itu selalu macet.

Suasana Idul Adha hari ini, memang bukan seperti Hari Idul Fritri. Jika saat Lebaran, Jutaan warga Jakarta mudik lebaran, membuat Ibu Kota sepi dan lengang. Tapi untuk kali ini, saya sungguh menikmati suasana berkendara tanpa Agus, sopir saya. Saya, istri dan dua anak saya tercinta, berkendara keliling ibukota untuk menikmati suasana sepinya Jakarta.

Berkendara dengan kecepatan di atas 60Km/jam adalah kejadian langka bagi warga Jakarta. Kini, suasana itu saya nikmati bersama keluarga. Sengaja kami tak ke Ancol, Taman Mini Indonesia Indah dan Taman Margasatwa Ragunan, karena yang saya tahu tempat itu ramainya bukan main. Saya tak mau kerepotan berpeluh keringat lantaran sesak oleh pengunjung yang ingin berlibur bersama keluarga.

Saat di perjalanan tadi, seorang sahabat beragama Islam mengirim pesan singkat SMS. Kemudian saya minta istri saya untuk membalas SMS tersebut, bahwa saya tak merayakan Idul Adha. Begini balasan SMS saya, “Dengan segala hormat, Sahabat, izinkan saya seorang Kristen untuk menyampaikan salam hangat kepada keluarga, sekaligus mengucapkan Selamat Idul Adha. Kiranya, persahabatan kita abadi selamanya. Teriring salam, Jackson”.

Rupanya, SMS saya direspon dengan telepon, dan kami diundang berkunjung ke rumah beliau. Kebetulan posisi laju mobil sedang mengarah ke Menteng Jakarta Pusat, lokasi sahabat saya. Kami pun mampir, untuk bersilaturahmi. Sungguh, ini adalah pembicaraan yang hangat. Tak ada sekat yang memisahkan antara Kristen dan Islam. Yang ada bagi saya adalah, layaknya kunjungan seorang adik ke kakaknya.

Dalam perjalanan pulang menuju ke rumah, hati saya ceria secerah cuaca ibukota hari ini. Saya kurang paham tentang makna Idul Adha. Tapi saya yakin, bahwa kunjungan saya ke rumah Muslim di saat Idul Adha, merupakan salah satu bentuk kerukunan antar-umat beragama. Saya juga percaya, bahwa kedekatan saya dengan orang lain yang beragama Islam, tak mengganggu keyakinan iman saya. Indahnyanya hidup rukun dan damai. Sekali lagi, selamat Idul Adha bagi sahabat-sahabat saya yang merayakannya.

Posted via web from Jackson Kumaat

0 komentar: