Pemerintah Terlalu Puas dengan Ranking (http://bisniskeuangan.kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah dinilai terlalu mengagung-agungkan peringkat di tingkat internasional sebagai klaim atas keberhasilan negara. Celakanya, masyarakat cenderung percaya klaim yang didasarkan pada peringkat itu.

Menurut Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Atmajaya A Prasentyatoko, pemerintah dinilai terbuai dengan indikator-indikator jangka pendek.

"Kami dijanjikan masuk dalam investment gradeportfolio yang sifatnya jangka pendek. Bukan jangka panjang seperti foreign direct investment. Kami sudah cukup puas rating-rating agency itu menaikkan rangking Indonesia," ungkapnya di Hotel Paragon, Rabu (3/11/2010).

Prasentyatoko melihat bahwa sektor keuangan sesuai dengan sistem pemerintahan global, yang ditandai dengan keberadaan agensi dan bassel accord. Menurutnya, sektor keuangan, seperti perbankan, seharusnya bisa mendorong sektor rill untuk lebih produktif.

"Bank Indonesia yang juga ikut otak-atik enggak berhasil juga, misalnya dengan mendorong kredit. Karena bank lebih milih bayar denda daripada tingkatkan kredit," katanya.

Lagipula, lanjut Prasentyatoko, keberadaan bank, terutama bank-bank global di Indonesia terkonsentrasi di Jawa sehingga sulit untuk memikirkan kredit yang merata bagi masyarakat.

"Kalau kita masuk ke G-20 harusnya bisa menyelesaikan persoalan-persoalan ini. Bukannya cari utang baru, atau sekadar nambah portofolio, misalnya bagaimana meningkatkan tingkat intermediasi bank," tandasnya.

Posted via email from Jackson Kumaat

0 komentar: