Fenomena Jokowi Ada di Dahlan Iskan

Figur Joko Widodo (Jokowi), memang fenomenal! Kemenangannya di ajang Pilkada DKI Jakarta setelah melawan patahana Fauzi Bowo alias Foke, bisa mungkin terjadi pada ajang Pemilu Presiden pada 2014. Salah satu tokoh yang bisa mengikuti jejak Jokowi di pentas demokrasi adalah Dahlan Iskan, Pak Menteri BUMN saat ini.

 

Ini dia alasan saya menganggap ketokohan Dahlan Iskan yang mirip dengan Jokowi.

 

Di tulisan saya berjudul Seandainya Dahlan Iskan Presiden RI 2014-2019, mantan wartawan Jawa Post ini sempat digadang-gadang menjadi calon presiden (capres) mendatang. Pemilu 2014 memang masih lama, tapi pemanasan menjelang Pemilu tampaknya sudah dilakukan oleh sejumlah partai politik (parpol). Apalagi, konon, dukungan ini terlontar oleh boss Kompas Gramedia, Jacob Oetama. Sejarah pemimpin dunia membuktikan, dukungan media menjadi kekuatan besar dalam memenangkan pertarungan suksesi.

 

Sama seperti Jokowi di Pilkada Jakarta, sosok Dahlan Iskan yang juga sangat dekat dengan rakyat seperti Jokowi, bisa berpeluang menjadi kuda hitam di pilpres 2014. Sejumlah survei menunjukkan Dahlan Iskan berada jauh di bawah popularitas Megawati Sukarnoputri, Prabowo Subianto dan Aburizal Bakri. Kondisi Dalan saat ini, mirip sekali dengan Jokowi sekitar tahun lalu, yang posisi surveinya jauh di bawah Foke dan kandidat dari unsur independen yang sudah lama berkampanye.

Inilah maksud saya, Dahlan Iskan merupakan sosok yang tidak diunggulkan, tapi memiliki kekuatan luar biasa bahkan meledak (seperti Jokowi) menjelang pemilihan. Memang, ‘kuda hitam’ itu sulit diprediksi, tapi bisa dirasakan.

 

Sama seperti Jokowi, Dahlan Iskan selalu tampil (fisik) secara sederhana. Tampaknya, Jokowi dan Dahlan Iskan tahu betul karakter masyarakat yang ingin adanya pemimpin di sekitarnya. Pemimpin yang datang langsung ke ruang-ruang public seperti kereta api, busway, ojek dan pasar-pasar tradisional tanpa menggunakan pengawalan berlebihan, akan menjadi gossip hot di kalangan menengah ke bawah. Apalagi, kini banyak masyarakat menggunakan fasilitas sosial media gratis (facebook dan twitter), untuk menyampaikan apa saja yang ada di benaknya.

 

Jokowi dan Dahlan Iskan sama-sama pengusaha yang memiliki modal untuk ongkos politik. Jokowi adalah pengusaha mebel, sedangkan Dahlan adalah kontraktor sebelum ditarik pemerintah menjadi Dirut PT PLN. Bahkan, kelebihan Dahlan adalah menciptakan iklim kerja luar biasa di jajaran direksi hingga karyawan di daerah.

 

Salah satu yang menjadi sorotan media dalam konteks nasionalisme adalah kedekatan Jokowi dan Dahlan Iskan terhadap produk lokal. Kedua tokoh ini sangat mencintai mobil rakitan anak SMK. Malah, mereka berdua enggan menggunakan mobil impor yang menjadi mobil dinas mereka. Gaya ‘nyentrik’ ini mampu menjadi perbincangan menarik dari kalangan warung kopi hingga kantin di lingkungan Istana Negara.

Posted via email from Jackson Kumaat

Demam Baju Kotak-kotak Kian Tak Terbendung

Baru-baru ini, seorang manajer di kantor saya sedang kebingungan membeli baju kotak-kotak, untuk dikirimkan ke sanak keluarganya di Pekanbaru Riau. Ia bingung, karena baju kemeja yang dicari bermotif kotak-kotak ala atribut kampanye Jokowi-Basuki di Pilkada DKI Jakarta.

Padahal, aura penonton di Pekanbaru sedang ramai-ramainya atribut dan ornament oleh-oleh PON. Tapi anehnya bagi saya, justru ada juga warga daerah yang berminat memiliki baju kotak-kotak.

 

Bu Euis Darmaya, begitu ia disapa rekan se-kantor. Di kantor kami terbagi tiga lantai, yakni lantai satu ruang meeting, lantai dua untuk urusan politik dan lantai tiga untuk kepentingan bisnis. Nah, Bu Euis ini berada di lantai dua, sebagai Kepala Sekretariat Partai Karya Perjuangan (Pakar Pangan). Meski secara politik kami memberikan dukungan kepada Foke-Nara, tetapi secara individu kami bebas memilih sesuai hati nurani.

 

Setelah cek sana-sini di www.google .com, ia langsung mulai memburu baju kotak-kotak. Konon, baju kotak-kotak tersebut banyak tersedia di Pasar Tanah Abang. Lantaran kuatir macet di siang hari, ia mampir di Jalan Surabaya, kawasan Menteng Jakarta Pusat.

 

Kemudian dibelinya 5 baju pesanan tersebut, masing-masing Rp 75 ribu untuk kemeja tangan pendek dan Rp 110 ribu untuk tangan panjang. Tak itu saja, ia juga membeli sepasang boneka lucu Jokowi-Ahok seharga Rp 30 ribu.

Posted via email from Jackson Kumaat